Selasa, 28 April 2009


Kepemimpinan Kaum Muda adalah Kebangkitan Bangsa

Konsep Kepemimpinan Kaum Muda telah sejak lama digagas oleh KAMMI. Sejak bergulirnya reformasi, saat itu pula sejumlah tokoh muda mulai Nampak satu persatu. Sebut saja Fahri Hamzah, Andi Rahmat, tokoh mahasiswa dari KAMMI di awal berdirinya, sepuluh tahun lalu. Untuk golongan akademisi saat itu, Bapak Amien rais yang juga masih tergolong muda berada di barisan terdepan memimpin perubahan bangsa.

Kaum Muda memiliki peran strategis dalam sebuah perubahan. Jiwa, semangat, gerakan yang dimiliki menjadi representative dalam kesempurnaan perubahan tersebut.

Dalam sejarah, Kaum Muda menjadi simbol kemerdekaan bangsa ini. Sebut saja Syahrir, M. Natsir apatah lagi Soekarno, bapak Proklamator kita. Berdirinya Budi Utomo adalah simbol kekuatan kaum muda di masanya Dari sejarah Islam, tentu saja kita tidak lupa bagaimana agama ini dibawa oleh rasulullah yang bersemangat, memiliki kemandirian yang tinggi, diberi gelar al-amin pada usia mudanya. Kebangkitan Islam di zaman rasulullah pun digawangi oleh kaum muda. Aisyah, Abad pertengahan, kaum intelektual (ilmuwan) saat itu pun adalah kaum muda.

Begitu banyak perubahan yang telah digoreskan kaum muda. Hal ini kemudian menjadikan semangat bagi kita bahwa, kaum muda bukan kaum lemah yang tak mampu melakukan perubahan krusial bagi bangsa. Bukankah dalam sebuah hadist nabi pun dikatakan bahwa ketika hari akhir nanti dimana kita akan mempertanggungjawabkan segala sesuatunya, dan kita akan ditanya, “Untuk apa masa muda kita habiskan?”setidaknya dalam sebuah perubahan besar kita menolak untuk menjadi penonton. Seperti dalam permainan sepak bola, kita hanya mampu bersorak sorai, namun tak dapat mengeluarkan strategi, peluh dan keringat untuk mencetak gol. Sangat memprihatinkan jika bangsa ini memiliki anak muda yang hanya mau menjadi penonton.

Pemuda memiliki karakter pemuda yakni: kekuatan, kecerdasan, dan kebersihan moral, serta kecepatan belajar atas segala perubahan yang cepat di Negara ini. Sudah menjadi tugas kita bersama untuk mengembalikan semangat reformasi ‘98 dan mengingatkan penguasa untuk kembali menuntaskan agenda reformasi. Enam visi reformasi (Pemberantasan KKN, amandeman konstitusi, cabut dwifungsi TNI, otonomi daerah, budaya demokrasi yang wajar dan egaliter, dan adili Suharto) seharusnya dapat dikawal oleh mahasiswa hari ini. Mahasiswa yang juga bagian dari pemuda adalah aktor terwujudnya demokrasi politik dan ekonomi walaupun bagi sebagian orang hal ini masih dianggap eksklusif . Negara kita telah terperangkap pada utang luar negeri yang mengakibatkan kebangkrutan nasional, rupiah yang hampir selalu lemah, korupsi yang maikn mengakar dikalangan birokrat/ penguasa, tingginya angka kemiskinan juga pengangguran. Bangsa kita akhirnya terjebak pada neoliberalisme dan neokolonialisme, terutama dalam privatisasi (penjualan) aset pada asing.

Mempersiapkan diri sejak hari ini atau terlibat hari ini setidaknya bukan hal yang terlambat. Bangsa kita membutuhkan pemikiran besar, tangan-tangan kekar dan jiwa yang tangguh dalam menghadapi dan mengatasi permasalahan bangsa yang sangat kompleks. Kita dalah bagian dari perubahan, pastikan bahwa kitalah yang melakukan perubahan itu. Amin.(Liez)

Tidak ada komentar: